brought to you by Sumber Ilmu-Sumber Kearifan
Peringatan: Cerita ini mengandung bahasa dan berpotensi
'stereotip ofensif' terhadap orang tunanetra yang bagi pembaca tertentu mungkin
tidak dapat menerima. Namun begitu cerita ini signifikan secara historis
dan berguna dalam debat kesetaraan / cacat, selain dari tema yang sudah jelas
soal perbedaan persepsi. Nasihat saya, berhati-hatilah dalam menggunakan
cerita ini. Ubahlah bahasanya bilamana perlu, dan jika ragu-ragu tidak menggunakan cerita ini
sama sekali.Ada berbagai versi cerita tentang orang buta (tunanetra) dan gajah. 'Orang buta dan gajah' adalah sebuah legenda yang muncul dalam budaya yang berbeda - terutama di Cina, Afrika dan India – kisahnya sudah ada sejak ribuan tahun. Beberapa versi dari cerita ini menampilkan tiga orang buta, yang lain lima atau enam, tapi pesan tersebut selalu sama. Berikut ini cerita dari enam orang buta dan gajah:
Enam orang buta membahas secara detil apa yang mereka percayai sebagai gajah, karena masing-masing telah mendengar betapa anehnya makhluk itu, namun tidak ada yang pernah melihat sebelumnya. Jadi para orang buta itu setuju untuk menemukan gajah dan mencari tahu seperti apa hewan itu sesungguhnya.
Orang buta kedua mengulurkan tangan dan menyentuh salah satu gading gajah. "Tidak, ini bulat dan halus dan tajam - gajah itu seperti tombak."
Penasaran, orang buta ketiga melangkah ke gajah dan menyentuh belalainya. "Yah, aku tidak setuju dengan kalian, aku merasa hal yang menggeliat menggeliat - pasti gajah seperti ular."
Orang buta keempat tentu saja menjadi lumayan bingung. Jadi, ia mengulurkan tangan, dan meraba kaki gajah. "Anda semua berbicara omong kosong," katanya, "karena jelas gajah itu seperti pohon."
Sangat bingung, orang buta kelima melangkah maju dan meraih salah satu telinga gajah. "Anda semua pasti gila - gajah itu persis seperti kipas."
Akhirnya, orang keenam mendekat, memegang ekor binatang itu, dan tidak setuju lagi. "Bukan seperti deskripsi kalian semua - gajah itu seperti seutas tali."
Dan ke enam orang buta terus berdebat, berdasarkan pengalaman mereka sendiri, seperti apa gajah itu. Perdebatan itu tidak pernah bisa terselesaikan. Setiap orang hanya peduli dengan pikiran mereka sendiri. Tak satu pun dari mereka memiliki gambaran lengkap, dan tidak bisa melihat dari titik pandang lain. Setiap orang melihat gajah sebagai sesuatu yang sangat berbeda. Setiap orang buta benar, tetapi hanya sebagian, tidak ada yang sepenuhnya benar.
Tidak pernah ada hanya satu cara untuk melihat sesuatu - selalu ada perspektif yang berbeda, makna dan persepsi, tergantung siapa yang melihat.
brought to you by Sumber Ilmu-Sumber Kearifan
No comments:
Post a Comment