INTRODUKSI

Panduan untuk karir, pelatihan manajemen dan bisnis, pengembangan organisasi, pengembangan diri, inspirasi, ide-ide inovatif, pengetahuan, latihan, metoda, template, dan sebagainya.
----------------------------

Beo Nakal



Seorang pensiunan sersan  mayor mewarisi burung beo yang pandai berbicara dari familinya yang baru meninggal yang telah menjalankan pub di dermaga yang sibuk. Selama beberapa hari pertama di rumah barunya burung beo yang biasanya banyak bicara itu masih malu-malu.  Mayor tua itu, meskipun biasanya keras dan disiplin, merasa kasihan terhadap si burung, dan dengan lembut mendorong dengan kata-kata lembut dan potongan buah. Setelah seminggu burung beo itu mulai menemukan suara nya - sedikit pada awalnya - dan kemudian makin banyak. 

Sejalan dengan kesembuhan itu, kosa kata burung beo itu pun terus pulih,  termasuk khususnya  segala macam ekspresi kasar yang banyak diajarkan di pub dermaga.  Sersan mayor yang telah  berusia itu mulai terganggu oleh kekasaran burung beo yang gencar. Setelah beberapa hari kemudian dan makin memburuk, ia memutuskan tindakan yang diperlukan untuk membuat burung itu bisa diatur. 

Sersan Mayor pada awalnya mencoba mendorong si beo dengan janji hadiah untuk perilaku yang baik, tetapi tidak berhasil. Selanjutnya dia mencoba untuk mengajar burung itu  pelajaran  dengan menarik hak-hak istimewanya, sekali lagi tidak berhasil; burung beo itu tetap keras kepala dan kasar.

Akhirnya sersan tua itu kembali ke gaya manajemen medan pertempuran; Ia meraih burung,  menjepitkan tangannya di sekitar paruhnya, dan menyodokkan si burung beo yang meronta-rota ke dalam laci atas lemari es, bercampur dengan seekor daging ayam yang akan dimasaknya. Ia segera membanting pintu tertutup rapat-rapat. 

Suara sumpah serapah dan suara berjuang terus terdengar dari dalam freezer selama beberapa detik dan kemudian tiba-tiba berhenti. Sersan mayor mendengarkan untuk sementara waktu dan kemudian, khawatir beo itu shock dan mungkin telah mati, dengan hati-hati ia membuka pintu freezer dan membuka laci untuk melihat. Perlahan si beo merangkak keluar dari laci dan bertengger di sisi.

"Saya minta maaf atas perilaku saya yang kasar dan tidak sopan," kata burung beo, "Saya berjanji untuk tidak pernah menggunakan bahasa yang buruk lagi... Tapi omong-omong, apa yang telah dilakukan oleh ayam itu?."

No comments:

Post a Comment

Artikel Menarik

Related Posts Plugin for WordPress, Blogger...

Komentar Anda

Recent Comments Widget