Segera ia mendogkrak dekat ban yang bocor, melepaskan ban itu dan bersiap untuk menggantikannya dengan ban cadangan. Sialnya, saat sibuk mengganti ban itu ke 4 baut rodanya tersampar dan jatuh ke dalam parit lewat celah-celah penutup parit. Ia tak mungkin membuka penutup parit yang berat dan tampaknya terkunci mati.
Sang insinyur itu kebingungan, tidak tahu mesti berbuat apa padahal ia harus segera menjemput kawannya yang sedang berbelanja.
Sedan kebingungan itu, tiba-tiba terdengar suara tawa mencemooh dari atas tembok pemisah rumah sakit jiwa. Seorang pasien tampaknya sudah sejak tadi mengamati tingkah kebingungan pemuda insinyur itu.
"Hihihihi..., itu kan gampang saja bung! hihihi.." tawanya riang. "Ambil saja satu baut dari setiap roda, lalu pasang ke tiga baut yang baru didapat itu ke roda yang dilepas, ..kan beres! Hihi...," ledek si pasien, lalu melanjutkan, "Pake dulu untuk sementara sampai ketemu bengkel, lalu beli baut yang kurang...Gitu aja kok repot,..hihihi..."
"Ah, benar juga kata si gila itu," katasi insinyur dalam hati, lalu bergegas mengerjakan ide si gila.
Sebelum meninggalkan tempat itu, si insinyur menoleh ke atas tembok tempat si pasien masih bertengger sambil tertawa-tawa, lalu katanya: "He, kamu kan gila..kok tahu caranya...?"
"Hihihi.. Saya kan hanya gila...Tapi tidak bodoh...hihihi..." jawab pasien itu semakin terkikik.
No comments:
Post a Comment