brought to you by Sumber Ilmu-Sumber Kearifan
Dua keledai
pengangkut melakukan perjalanan secara teratur dengan beban
masing-masing, dari desa mereka ke kota. Keledai pertama,
binatang yang rendah hati, mengenakan jubah sederhana, dan
membawa karung berisi gandum ke penggilingan. Keledai kedua
adalah binatang yang sombong, yang mengenakan mantel halus
dengan lonceng gemerincing. Dia membawa koin emas dan perak
untuk pemungut cukai, dan suka membual tentang tanggung jawabnya dan
betapa pentingnya dia.
"Tapi mengapa saya?"
erang keledai yang terkena musibah itu, "Saya diserang dan
dirampok sementara bandit itu meninggalkanmu tak tersentuh
sama sekali?"
"Saya rasa bahkan di tempat yang parah tidak ada harapan ini tidak ada pencuri yang akan tertarik dengan seorang hamba tukang giling miskin, atau muatan saya yang sederhana!" ujar keledai pertama, "Tapi kau berani turun ke jalur yang berbahaya ini dan memamerkan dirimu”. Tak ada yang bisa disalahkan selain dirimu sendiri".
"Saya rasa bahkan di tempat yang parah tidak ada harapan ini tidak ada pencuri yang akan tertarik dengan seorang hamba tukang giling miskin, atau muatan saya yang sederhana!" ujar keledai pertama, "Tapi kau berani turun ke jalur yang berbahaya ini dan memamerkan dirimu”. Tak ada yang bisa disalahkan selain dirimu sendiri".
brought to you by Sumber Ilmu-Sumber Kearifan
No comments:
Post a Comment