INTRODUKSI

Panduan untuk karir, pelatihan manajemen dan bisnis, pengembangan organisasi, pengembangan diri, inspirasi, ide-ide inovatif, pengetahuan, latihan, metoda, template, dan sebagainya.
----------------------------

Konsep dan Pendekatan Penilaian Kinerja

Agar proses performance appraisal berjalan dengan baik, hendaknya dipersiapkan pula format penilaian yang memuat aspek-aspek yang dinilai dan didiskusikan serta didukung oleh fakta-fakta pencapaian. Jadi, selain bersifat kualitatif, penilaian kinerja juga mengukur pencapaian secara kuantitatif. Hal tersebut sangat bergantung kepada apa yang akan dinilai.

Pada organisasi yang berorientasi terhadap hasil, maka bobot penilaian cenderung berat kepada hasil, seperti penjualan, produksi dan sejenisnya untuk kemudian dibandingkan dengan target yang telah ditetapkan. Pola ini dikenal luas dengan konsep MBO atau Management By Objective namun kini sudah mulai ditinggalkan karena mengakibatkan orang cenderung menghalalkan segala cara demi mencapai target. Target adalah momok baru bagi banyak karyawan dan eksekutif organisasi bisnis. Muncul pesaingan yang tidak sehat, penuh kecurangan dan tipu daya. Karena itu, penilaian kinerja berdasarkan pendekatan MBO dinilai tidak santun dan tidak fair, mengingat hasil atau result sebenarnya diluar kendali manusia.

Jelasnya result adalah domain Tuhan, dan bagaimana bisa kita mengklaim hasil yang sebenarnya ada di tangan Tuhan? Silakan lihat uraiannya lebih jauh di situs ini, Lupa Tuhan , MBO:Hasil itu milik siapa?

Perkembangan yang lebih maju kemudian beralih kepada pendekatan MBP atau Management By Process, dimana seseorang dinilai kinerjanya berdasarkan besarnyai usaha yang dilakukannya. Pola ini lebih fair dan tidak menyerobot hasil kerja Tuhan sebagai prestasi manusia. Namun karena belakangan muncul teknologi franchise maka banyak proses yang tidak memerlukan usaha dari manusia lagi, mengingat semuanya sudah secara otomatis dilakukan oleh teknologi.

Persoalannya kemudian beralih kepada seberapa jauh seorang karyawan atau operator yang bersangkutan mau dan konsisten melayani tuntutan teknologi proses tersebut. Dan itu berarti masalah utamanya terletak pada sikap dan perilaku operator yang bersangkutan, bukan lagi terletak pada prosesnya. Karena itu pula kini banyak perusahaan berkelas dunia yang melakukan pendekatan penilaian kinerja berdasarkan Nilai atau values atau MBV (Management By Values).

Artinya bahwa Values atau nilai-nilai seperti rajin, semangat, integritas, kerjasama, fokus pada pelanggan, setia dan sebagainya itulah yang menentukan berhasil atau tidaknya pencapaian suatu target. Bukankah itu yang diajarkan oleh semua agama?

Kini telah banyak organisasi yang mencoba beralih dari MBO menuju MBP. Namun mengingat hal itu menuntut adanya perubahan paradigma yang siknifikan, banyak yang melakukannya dengan mengkombinasi ketiga pendekatan diatas, sebagai transisi. Caranya dengan memberikan bobot penilaian pada MBO, MBP dan MBV misalnya masing-masing 40%, 30%, dan 30%. Semakin dewasa organisasi dan nilai-nilai yang dianut karyawannya maka bobot MBO semakin kecil, sedangkan bobot values semakin besar.

Sebagai contoh, anda bisa melihat bagaimana perusahaan yang mendunia seperti McDonald melakukan penilaian kinerja karyawannya. Mereka menggunakan MBV secara total dan berhasil menjadi perusahaan raksasa!



No comments:

Post a Comment

Artikel Menarik

Related Posts Plugin for WordPress, Blogger...

Komentar Anda

Recent Comments Widget