INTRODUKSI

Panduan untuk karir, pelatihan manajemen dan bisnis, pengembangan organisasi, pengembangan diri, inspirasi, ide-ide inovatif, pengetahuan, latihan, metoda, template, dan sebagainya.
----------------------------

Tidak Sadar Kalau Tidak Kompenten?

brought to you by Sumber Ilmu-Sumber Kearifan
Banyak orang seringkali merasa tidak ada masalah dengan kompetensi mereka dan karenanya menganggap tidak perlu belajar meningkatkan kompetensinya. Keadaan ini sering terjadi karena yang bersangkutan selama ini merasa pekerjaannya oke-oke saja, tidak ada masalah eksplisit tentang kompetensinya yang didengarnya, atau mungkin karena orang-orang disekitarnya sering menyanjungnya sebagai orang yang kompeten atau ahli di bidangnya. Ketidak-sadaran kalau sudah tidak kompeten itu muncul karena keadaan dan tuntutan sudah berubah. Dulu yang dirasa mencukupi kini tidak dapat diterima oleh konsumen. Lihat gambar di bawah ini:

1. TIDAK SADAR TIDAK KOMPETEN
  • Orang ybs tidak sadar akan esistensi atau relevansi dari area kompetensi yang dimiliknya.
  • Orang ybs tidak sadar akan kekurangan kompetensi di area yang berkaitan.
  • Orang ybs menyangkal relevansi atau manfaat dari kompetensi yang baru.
  • Orang ybs harus disadarkan atas ketidak-kompetennya sebelum pembelajaran/pelatihan diberikan.
  • Sasaran dari ybs dan pengajar/trainer harus diarahkan ke tahap "Sadar Tidak Kompeten" dengan menunjukkan keterampilan atau kemampuan baru serta manfaatnya bagi efektivitas kerja ybs.
2. SADAR TIDAK KOMPETEN
  • Orang ybs sadar akan eksistensi atau relevansi dari kompetensi yang dimilikinya.
  • Orang ybs sadar akan kekurangan kompetensinya, idealnya dengan mencoba menerapkannya.
  • Orang ybs sadar bahwa dengan meningkatkan keterampilannya ia akan menjadi lebih efektif.
  • Idealnya ybs mengetahui ukuran seberapa besar kekurangannya serta ukuran seberapa besar peningkatan yang diperlukannya agar efektif dalam bidang pekerjaannya.
  • Idealnya, ybs memiliki komitmen untuk belajar dan melatih keterampilan baru hingga mencapai tahap "Sadar Kompeten".
3. SADAR KOMPETEN
  • Ybs mencapai "Sadar kalau dia kompeten" atas keterampilan tertentu dan dapat menunjukkannya jika ia mau/bersungguh-sungguh.
  • Ybs masih harus berkonsentrasi dan berpikir untuk dapat menunjukkan keterampilan itu (maish gratul-gratul alias belum lancar)
  • Ybs sudah dapat menunjukkan keterampilan tsb tanpa bantuan.
  • Keterampilan ybs untuk hal itu masih belum otomatis atau belum 'gape'!
  • Ybs belum bisa mengajarkannya dengan baik kepada orang lain.
  • Idealnya ybs harus berlatih dan berlatih terus agar menjadi "Tidak Sadar Kalau Kompeten"
4. TIDAK SADAR KOMPETEN
  • Ybs menjadi sangat terlatih dan dapt melakukan keterampilan itu tanpa sadar, menjadi kebiasaan yang otomatis bisa melakukannya tanpa harus berpikir atau konsentrasi penuh.
  • Contohnya seperti naik sepeda, mengemudi mobil, mengetik, olahraga, dsb.
  • Untuk keterampilan tertentu mungkin bisa dilakukan sambil mengerjakan pekerjaan yang lain, misalnya menisik sambil baca buku, dll.
  • Ybs dapat mengajarkan dengan baik keterampilan tersebut. Tetapi bila sudah sangat lama menguasainya malah bisa menjadi sulit mengajar orang lain karena tidak tahu urut-urutnya lagi - lebih banyak sudah menjadi instink saja.
  • Idealnya ybs harus secara berkala mengecek kembali standar kinerjanya supaya tidak terjebak menjadi "Tidak Sadar Tidak Kompeten" lagi.

brought to you by Sumber Ilmu-Sumber Kearifan

No comments:

Post a Comment

Artikel Menarik

Related Posts Plugin for WordPress, Blogger...

Komentar Anda

Recent Comments Widget